Lembaga
Pendidikan Bina Sriwijaya merupakan lembaga pendidikan yang
berorientasi mencetak tanaga-tenaga terampill, profesional dan siap
kerja. Bina Sriwijaya telah melakukan pelatihan pelatihan terhadap dosen
yang bertujuan untuk memberikan pengetahuan dan training di dunia kerja
yang dapat diterakan kepada para mahasiswa, serta terus membenahi fasilitas fasilitas serta kurikulum yang berbasis dunia kerja dan dunia usaha.
Program Diploma III Komputer:
1. Manajemen Informatika
2. Teknik Komputer
Program Sertifikasi PAP 1 Tahun:
Komputer Informatika, Komputer Akuntansi, Komputer Desain, Komputer
Administrasi Perkantoran, Komputer Teknisi dan Jaringan serta Perhotelan
dan Pariwisata
Akademi Manajemen Informatika dan Komputer
AMIK-BINA SRIWIJAYA PALEMBANG
Jalan Ahmad Yani No.72 - 7 Ulu Palembang
Telepon (0711) 5210020
Website: www.binasriwijaya.com
Selasa, 12 Agustus 2014
MEMAKNAI KEMERDEKAAN MELALUI PERAN GURU
Melihat
seorang guru seperti melihat sebuah masa depan cerah yang telah
dijanjikan untuk dunia ini. Ingatkah kita ketika Jepang pernah terpuruk
dengan hancurnya kota Nagasaki dan Hiroshima
oleh bom Amerika. Jepang saat itu lumpuh total, korban meninggal mencapai jutaan, belum lagi efek radiasi bom tersebut yang dalam perkiraan membutuhkan 50 tahun untuk menghilangkan itu semua. Maka Jepang terpaksa menyerah kepada sekutu, dan setelah itu Kaisar Hirohito mengumpulkan semua jendral masih hidup yang tersisa menanyakan kepada mereka “Berapa jumlah guru yang tersisa?“. Para jendral pun bingung mendengar pertanyaan Kaisar Hirohito dan menegaskan kepada Kaisar bahwa mereka masih bisa menyelamatkan dan melindungi Kaisar walau tanpa guru. Namun, Kaisar Hirohito kembali berkata, “Kita telah jatuh, karena kita tidak belajar. Kita kuat dalam senjata dan strategi perang. Tapi kita tidak tahu bagaimana mencetak bom yang sedahsyat itu. Kalau kita semua tidak bisa belajar bagaimana kita akan mengejar mereka? Maka kumpulkan sejumlah guru yang masih tersisa di seluruh pelosok kerajaan ini, karena sekarang kepada mereka kita akan bertumpu, bukan kepada kekuatan pasukan.”
Betapa bernilainya seorang guru di mata Kaisar saat itu sama seperti betapa bernilainya guru saat ini. Jepang menjadi negara maju seperti saat ini tak lepas dari pengaruh dan campur tangan guru. Tanpa guru, mungkin Jepang saat ini akan tetap terpuruk dan takkan menjadi salah satu negara yang ditakuti oleh negara lain. Bahkan saat ini, Jepang telah menjadi ancaman serius untuk negara yang pernah menjadikkannya terpuruk, yakni Amerika. Kemajuan Jepang tersebut hanyalah sebuah ilustrasi dan pengibaratan yang sangat sederhana tentang pentingnya sosok guru.
Pahlawan bukanlah hanya seorang yang rela berkorban darah demi sebuah tujuan, dan merdeka bukanlah hanya sebuah pengakuan yang tertulis dan terlihat. Guru merupakan seorang pahlawan walau dia tak pernah mengorbankan darahnya. Dia mengajar, membimbing, menjadi teladan menuju sebuah kemerdekaan. Kemerdekaan dari kebodohan serta kemiskinan dengan ilmu yang telah diajarkan olehnya. Apakah pernah terpikirkan seorang guru untuk menjadi pahlawan? Sungguh tidak, namun gelar itu telah tersemat dengan gagahnya karena apa yang telah dilaksanakannya.
Ada sebuah bibit tanaman, yang jika ditanam dengan baik maka dia akan memberikan dampak dan hasil yang dapat digunakan selama-lamanya ketika tanaman itu dipanen. Memang, perlu kesabaran menunggu bibit itu siap untuk dipanen, perlu waktu yang lama, bahkan memerlukan biaya yang tidak sedikit agar bibit itu tetap terjaga subur dan segar. Bibit itu memerlukan pot atau ladang yang luas, pupuk yang subur, air yang cukup, udara yang segar, cahaya yang menyinari di kala dia membutuhkan, serta seorang yang dapat memperhatikannya dengan baik setiap hari. Segala hal perlu diperhatikan untuk meraih panen yang maksimal, dan itu semua tidak mudah, karena hasil yang luar biasa lahir dari usaha yang luar biasa. Tahukah anda? Ternyata bibit tanaman itu adalah kita, karena bibit tanaman itu bernamakan manusia. pend-karakter
Manusia yang mendapatkan pendidikan yang baik ibarat ditanam dengan cara yang baik. Hal-hal yang berhubungan dengan suburnya tanaman itu adalah faktor-faktor pendidikan yang menunjang dan mempersiapakan dirinya menjadi generasi yang luar biasa suatu hari nanti. Ketika dipanen, maka dia siap memberikan kesejahteraan bagi mereka yang berada di sekitar dirinya. Ibarat para petani yang telah memasuki musim panen, maka tibalah waktunya para petani untuk berbahagia.
Apakah panen maksimal dan generasi yang luar biasa tersebut dapat kita raih tanpa bantuan sosok seorang guru? Tentunya tidak. Apakah kita pernah berpikir jasa seorang guru yang sangat luar biasa? Tentunya jarang. Apakah pernah terlintas dalam pikiran kita bahwa kita menjadi seperti saat ini karena seorang guru? Tentunya setiap orang akan memberikan pendapat yang berbeda. Namun, walau tanpa memikirkan pertanyaan-pertanyaan tadi pun pasti kita telah menyadari bahwa seharusnya ada sebuah rasa terima kasih yang harus segera kita haturkan kepada para guru.
Sungguh luar biasa membicarakan sosok seorang guru di mata dunia, di mata orang-orang sukses, di mata orang-orang pandai, karena mereka pasti sepakat bahwa tak ada pahlawan yang lebih berjasa bagi mereka selain guru. Berbicara tentang guru adalah berbicara tentang masa depan, ketika guru itu baik maka dapat diambil kesimpulan bahwa generasi-generasi yang baik dan merdeka dari segala kebodohan akan segera lahir. Generasi yang baik tersebut akan senantiasa memberikan kontribusi yang luar biasa bagi dirinya, keluarganya, bangsanya, serta negaranya.
Melihat Indonesia yang semakin hari semakin kehilangan jati diri dan martabatnya sebagai bangsa yang maju, yang semakin hari semakin dijajah secara tidak langsung oleh negara lain, maka tersirat sebuah kewajiban dan perintah untuk segera membenahi segala hal, terutama membenahi generasi penerus bangsa ini untuk meraih kemerdekaan yang sebenarnya. Maka satu hal yang perlu diingat, generasi penerus yang baik tersebut takkan pernah lahir dan takkan pernah siap untuk dipanen tanpa campur tangan seorang guru. Guruku, Pahlawanku. (redaksi:RH)
oleh bom Amerika. Jepang saat itu lumpuh total, korban meninggal mencapai jutaan, belum lagi efek radiasi bom tersebut yang dalam perkiraan membutuhkan 50 tahun untuk menghilangkan itu semua. Maka Jepang terpaksa menyerah kepada sekutu, dan setelah itu Kaisar Hirohito mengumpulkan semua jendral masih hidup yang tersisa menanyakan kepada mereka “Berapa jumlah guru yang tersisa?“. Para jendral pun bingung mendengar pertanyaan Kaisar Hirohito dan menegaskan kepada Kaisar bahwa mereka masih bisa menyelamatkan dan melindungi Kaisar walau tanpa guru. Namun, Kaisar Hirohito kembali berkata, “Kita telah jatuh, karena kita tidak belajar. Kita kuat dalam senjata dan strategi perang. Tapi kita tidak tahu bagaimana mencetak bom yang sedahsyat itu. Kalau kita semua tidak bisa belajar bagaimana kita akan mengejar mereka? Maka kumpulkan sejumlah guru yang masih tersisa di seluruh pelosok kerajaan ini, karena sekarang kepada mereka kita akan bertumpu, bukan kepada kekuatan pasukan.”
Betapa bernilainya seorang guru di mata Kaisar saat itu sama seperti betapa bernilainya guru saat ini. Jepang menjadi negara maju seperti saat ini tak lepas dari pengaruh dan campur tangan guru. Tanpa guru, mungkin Jepang saat ini akan tetap terpuruk dan takkan menjadi salah satu negara yang ditakuti oleh negara lain. Bahkan saat ini, Jepang telah menjadi ancaman serius untuk negara yang pernah menjadikkannya terpuruk, yakni Amerika. Kemajuan Jepang tersebut hanyalah sebuah ilustrasi dan pengibaratan yang sangat sederhana tentang pentingnya sosok guru.
Pahlawan bukanlah hanya seorang yang rela berkorban darah demi sebuah tujuan, dan merdeka bukanlah hanya sebuah pengakuan yang tertulis dan terlihat. Guru merupakan seorang pahlawan walau dia tak pernah mengorbankan darahnya. Dia mengajar, membimbing, menjadi teladan menuju sebuah kemerdekaan. Kemerdekaan dari kebodohan serta kemiskinan dengan ilmu yang telah diajarkan olehnya. Apakah pernah terpikirkan seorang guru untuk menjadi pahlawan? Sungguh tidak, namun gelar itu telah tersemat dengan gagahnya karena apa yang telah dilaksanakannya.
Ada sebuah bibit tanaman, yang jika ditanam dengan baik maka dia akan memberikan dampak dan hasil yang dapat digunakan selama-lamanya ketika tanaman itu dipanen. Memang, perlu kesabaran menunggu bibit itu siap untuk dipanen, perlu waktu yang lama, bahkan memerlukan biaya yang tidak sedikit agar bibit itu tetap terjaga subur dan segar. Bibit itu memerlukan pot atau ladang yang luas, pupuk yang subur, air yang cukup, udara yang segar, cahaya yang menyinari di kala dia membutuhkan, serta seorang yang dapat memperhatikannya dengan baik setiap hari. Segala hal perlu diperhatikan untuk meraih panen yang maksimal, dan itu semua tidak mudah, karena hasil yang luar biasa lahir dari usaha yang luar biasa. Tahukah anda? Ternyata bibit tanaman itu adalah kita, karena bibit tanaman itu bernamakan manusia. pend-karakter
Manusia yang mendapatkan pendidikan yang baik ibarat ditanam dengan cara yang baik. Hal-hal yang berhubungan dengan suburnya tanaman itu adalah faktor-faktor pendidikan yang menunjang dan mempersiapakan dirinya menjadi generasi yang luar biasa suatu hari nanti. Ketika dipanen, maka dia siap memberikan kesejahteraan bagi mereka yang berada di sekitar dirinya. Ibarat para petani yang telah memasuki musim panen, maka tibalah waktunya para petani untuk berbahagia.
Apakah panen maksimal dan generasi yang luar biasa tersebut dapat kita raih tanpa bantuan sosok seorang guru? Tentunya tidak. Apakah kita pernah berpikir jasa seorang guru yang sangat luar biasa? Tentunya jarang. Apakah pernah terlintas dalam pikiran kita bahwa kita menjadi seperti saat ini karena seorang guru? Tentunya setiap orang akan memberikan pendapat yang berbeda. Namun, walau tanpa memikirkan pertanyaan-pertanyaan tadi pun pasti kita telah menyadari bahwa seharusnya ada sebuah rasa terima kasih yang harus segera kita haturkan kepada para guru.
Sungguh luar biasa membicarakan sosok seorang guru di mata dunia, di mata orang-orang sukses, di mata orang-orang pandai, karena mereka pasti sepakat bahwa tak ada pahlawan yang lebih berjasa bagi mereka selain guru. Berbicara tentang guru adalah berbicara tentang masa depan, ketika guru itu baik maka dapat diambil kesimpulan bahwa generasi-generasi yang baik dan merdeka dari segala kebodohan akan segera lahir. Generasi yang baik tersebut akan senantiasa memberikan kontribusi yang luar biasa bagi dirinya, keluarganya, bangsanya, serta negaranya.
Melihat Indonesia yang semakin hari semakin kehilangan jati diri dan martabatnya sebagai bangsa yang maju, yang semakin hari semakin dijajah secara tidak langsung oleh negara lain, maka tersirat sebuah kewajiban dan perintah untuk segera membenahi segala hal, terutama membenahi generasi penerus bangsa ini untuk meraih kemerdekaan yang sebenarnya. Maka satu hal yang perlu diingat, generasi penerus yang baik tersebut takkan pernah lahir dan takkan pernah siap untuk dipanen tanpa campur tangan seorang guru. Guruku, Pahlawanku. (redaksi:RH)
Langganan:
Postingan (Atom)