Melihat
seorang guru seperti melihat sebuah masa depan cerah yang telah
dijanjikan untuk dunia ini. Ingatkah kita ketika Jepang pernah terpuruk
dengan hancurnya kota Nagasaki dan Hiroshima
oleh bom Amerika.
Jepang saat itu lumpuh total, korban meninggal mencapai jutaan, belum
lagi efek radiasi bom tersebut yang dalam perkiraan membutuhkan 50 tahun
untuk menghilangkan itu semua. Maka Jepang terpaksa
menyerah kepada sekutu, dan setelah itu Kaisar Hirohito mengumpulkan
semua jendral masih hidup yang tersisa menanyakan kepada mereka “Berapa
jumlah guru yang tersisa?“. Para jendral pun bingung mendengar
pertanyaan Kaisar Hirohito dan menegaskan kepada Kaisar bahwa mereka
masih bisa menyelamatkan dan melindungi Kaisar walau tanpa guru. Namun,
Kaisar Hirohito kembali berkata, “Kita telah jatuh, karena kita tidak
belajar. Kita kuat dalam senjata dan strategi perang. Tapi kita tidak
tahu bagaimana mencetak bom yang sedahsyat itu. Kalau kita semua tidak
bisa belajar bagaimana kita akan mengejar mereka? Maka kumpulkan
sejumlah guru yang masih tersisa di seluruh pelosok kerajaan ini, karena
sekarang kepada mereka kita akan bertumpu, bukan kepada kekuatan
pasukan.”
Betapa bernilainya seorang guru di mata Kaisar saat
itu sama seperti betapa bernilainya guru saat ini. Jepang menjadi negara
maju seperti saat ini tak lepas dari pengaruh dan campur tangan guru.
Tanpa guru, mungkin Jepang saat ini akan tetap terpuruk dan takkan
menjadi salah satu negara yang ditakuti oleh negara lain. Bahkan saat
ini, Jepang telah menjadi ancaman serius untuk negara yang pernah
menjadikkannya terpuruk, yakni Amerika. Kemajuan Jepang tersebut
hanyalah sebuah ilustrasi dan pengibaratan yang sangat sederhana tentang
pentingnya sosok guru.
Pahlawan bukanlah hanya seorang yang
rela berkorban darah demi sebuah tujuan, dan merdeka bukanlah hanya
sebuah pengakuan yang tertulis dan terlihat. Guru merupakan seorang
pahlawan walau dia tak pernah mengorbankan darahnya. Dia mengajar,
membimbing, menjadi teladan menuju sebuah kemerdekaan. Kemerdekaan dari
kebodohan serta kemiskinan dengan ilmu yang telah diajarkan olehnya.
Apakah pernah terpikirkan seorang guru untuk menjadi pahlawan? Sungguh
tidak, namun gelar itu telah tersemat dengan gagahnya karena apa yang
telah dilaksanakannya.
Ada sebuah bibit tanaman, yang jika
ditanam dengan baik maka dia akan memberikan dampak dan hasil yang dapat
digunakan selama-lamanya ketika tanaman itu dipanen. Memang, perlu
kesabaran menunggu bibit itu siap untuk dipanen, perlu waktu yang lama,
bahkan memerlukan biaya yang tidak sedikit agar bibit itu tetap terjaga
subur dan segar. Bibit itu memerlukan pot atau ladang yang luas, pupuk
yang subur, air yang cukup, udara yang segar, cahaya yang menyinari di
kala dia membutuhkan, serta seorang yang dapat memperhatikannya dengan
baik setiap hari. Segala hal perlu diperhatikan untuk meraih panen yang
maksimal, dan itu semua tidak mudah, karena hasil yang luar biasa lahir
dari usaha yang luar biasa. Tahukah anda? Ternyata bibit tanaman itu
adalah kita, karena bibit tanaman itu bernamakan manusia. pend-karakter
Manusia yang mendapatkan pendidikan yang baik ibarat ditanam dengan
cara yang baik. Hal-hal yang berhubungan dengan suburnya tanaman itu
adalah faktor-faktor pendidikan yang menunjang dan mempersiapakan
dirinya menjadi generasi yang luar biasa suatu hari nanti. Ketika
dipanen, maka dia siap memberikan kesejahteraan bagi mereka yang berada
di sekitar dirinya. Ibarat para petani yang telah memasuki musim panen,
maka tibalah waktunya para petani untuk berbahagia.
Apakah
panen maksimal dan generasi yang luar biasa tersebut dapat kita raih
tanpa bantuan sosok seorang guru? Tentunya tidak. Apakah kita pernah
berpikir jasa seorang guru yang sangat luar biasa? Tentunya jarang.
Apakah pernah terlintas dalam pikiran kita bahwa kita menjadi seperti
saat ini karena seorang guru? Tentunya setiap orang akan memberikan
pendapat yang berbeda. Namun, walau tanpa memikirkan
pertanyaan-pertanyaan tadi pun pasti kita telah menyadari bahwa
seharusnya ada sebuah rasa terima kasih yang harus segera kita haturkan
kepada para guru.
Sungguh luar biasa membicarakan sosok seorang
guru di mata dunia, di mata orang-orang sukses, di mata orang-orang
pandai, karena mereka pasti sepakat bahwa tak ada pahlawan yang lebih
berjasa bagi mereka selain guru. Berbicara tentang guru adalah berbicara
tentang masa depan, ketika guru itu baik maka dapat diambil kesimpulan
bahwa generasi-generasi yang baik dan merdeka dari segala kebodohan akan
segera lahir. Generasi yang baik tersebut akan senantiasa memberikan
kontribusi yang luar biasa bagi dirinya, keluarganya, bangsanya, serta
negaranya.
Melihat Indonesia yang semakin hari semakin
kehilangan jati diri dan martabatnya sebagai bangsa yang maju, yang
semakin hari semakin dijajah secara tidak langsung oleh negara lain,
maka tersirat sebuah kewajiban dan perintah untuk segera membenahi
segala hal, terutama membenahi generasi penerus bangsa ini untuk meraih
kemerdekaan yang sebenarnya. Maka satu hal yang perlu diingat, generasi
penerus yang baik tersebut takkan pernah lahir dan takkan pernah siap
untuk dipanen tanpa campur tangan seorang guru. Guruku, Pahlawanku. (redaksi:RH)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar