Karakter
merupakan aspek yang penting untuk kesuksesan manusia di masa depan.
Karakter yang kuat akan membentuk mental yang kuat. sedangkan mental
yang kuat akan melahirkan spirit yang kuat, pantang menyerah, berani
mengarungi proses panjang, serta menerjang arus badai yang bergelombang
dan berbahaya. Karakter yang kuat merupakan
prasyaratan untuk menjadi seorang pemenang dalam medan kompetesi kuat
seperti saat ini dan yang akan datang, yang terkenal dengan era
hiperkompetitif. Bagi seseoarng yang berkarakter lemah, tidak akan ada
peluang untuk menjadi pemenang. Ia hanya menjadi pecundang, sampah
masyarakat, teralienasi, dan termaginalkan dalam proses kompetesi yang
ketat. Sebab, ia mudah menyerah, tidak mempunyai prinsip, pragmatis dan
oportunis, serta tidak mempunyai keberanian untuk menerjang gelombang
ombak dan badai yang dahsyat. Ia penakut, langkahnya ceroboh, dan
pergerakanya bisa dibaca oleh orang lain dengan mudah. Oleh sebab itu,
pendidikan karakter menjadi keniscayaan bagi bangsa ini untuk membangun
mental pemenang bagi generasi bangsa di masa yang akan datang.
Pendidikan karakter harus disiolisasikan, diinternalisasikan, dan
diintensifkan sejak dini disemua level kehidupan berbangsa dan
bernegara. Lembaga pendidikan harus tampil sebagai pioner pendidikan
karakter inid dalam membangun karakter anak didik yang bermoral dan
berakhlak, dinamis, serta visioner.
Mengingat fakta
demoralisasi sudah sedemikian akut, pendidikan sekolah selama ini bisa
dikatakan gagal pada aspek karakter. Sekolah terlalu terpersona dengan
target –target akademis, dan melupakan pendidikan karakter. Realitas ini
membuat kreatifitas, keberanian menghadapi resiko, kemandirian, dan
ketahanan dalam melalui berbagai ujian hidup menjadi rendah. Anak mudah
frustasi, menyerah, dan kehilangan semangat juang sampai titik darah
penghabisan.
Dengan melihat kenyataan itulah, pendidikan
karakter sangat mendesa untuk diberlakukan dinegeri ini. Caranya adalah
dengan mengoptimalkan peran sekolah sebagai pioner. Pihak sekolah harus
bekerja sama dengan keluarga, masyarakat, dan elemen bangsa yang lain
demi suksesnya agenda besar menanamkan karakter kuat kepada peserta
didik sebagai calon pemimpin bangsa dimasa yang akan datang.
Individu yang berkarakter baik adalah individu yang bisa membuat
keputusan dan siap mempertanggungjawabkan tiap akibat dari keputusan
yang ia buat.
Pembentukan karakter merupakan salah satu tujuan
pendidikan nasional. Pasal I UU SISDIKNAS tahun 2003 menyatakan bahwa
diantara tujuan pendidikan nasional adalah mengembangkan potensi peserta
didik unutk memiliki kecerdasan, kepribadian, dan akhlak mulia.
Amanah UU SISDIKNAS tahun 2003 itu bermaksud agar pendidikan tidak
hanya membentuk insan indonesia yang cerdas, namun juga berkepribadian
atau berkarakter. Sehingga, lahir generasi bangsa yang tumbuh berkembang
dengan karakter yang bernapas nilai-nilai luhur bangsa serta agama.
Pendidikan yang bertujuan melahirkan insan cerdas dan berkarakter kuat
itu juga pernah ditegaskan oleh Martin Luther King, Intelligence plus
character, that is the goal of true education” (Kecerdasan yang
berkarakter adalah tujuan akhir pendidikan yang sebenarnnya).
Menurut D. Yahya Khan, pendidikan karakter mengajarkan kebiasaan cara
berpikir dan perilaku yang membantu individu untuk hidup dan bekerja
sama sebagai keluarga, masyarakat, dan bangsa. Serta membantu orang lain
untuk membuat keputusan yang dapat dipertanggungjawabkan. Dengan kata
lain, pendidikan karakter mengajarkan anak didik berpikir cerdas,
mengaktivasi otak tengah secara alami. Dengan pendidikan karakter yang
diterapkan secara sistematis dan berkelanjutan, seorang anak akan
menjadi cerdas emosinya. Kecerdasan emosi ini merupakan bekal penting
dalam mempersiapkan anak menyongsong masa depan yang cerah. Dengan
kecerdasan emosi, seseorang akan lebih mudah dan erhasil menghadapi
segala macam tantangan kehidupan, termasuk tantangan untuk berhasil
secara akademis.
Pendidikan karakter adalah segala sesuatu yang
dilakukan oleh guru untuk mempengaruhi karakter peserta didik dengan
cara memberikan keteladanan, cara berbicara atau menyampaikan materi
yang baik, toleransi, dan berbagai hal yang terkait lainya. Dalam
pendidikan karakter di sekolah, semua komponen harus dilibatkan.
Komponen tersebut meliputi isi kurikulum, proses pembelajaran dan
penilaian, penanganan atau pengelolaan sekolah, pelaksanaan aktivitas
atau kegiatan korikuler, pemberdayaan, dan etos kerja seluruh warga
sekolah atau lingkungan.
Pendapat para pakar tersebut
menegaskan tentang urgensi dan signifikan pendidikan karakter dalam
membangun moralitas, mentalitas, dan jiwa bangsa Indonesia yang sedang
kehilangan jati diri dan kepribadian mereka. Sasaran dan prioritasnya
tentu kader-kader muda yang kelak mampu menjadi sosok transformator
kehidupan bangsa ke arah yang lebih baik. Pendidikan karakter bertujuan
meningkatkan mutu penyelenggaraan dan hasil pendidikan di sekolah yang
mengarah pada pencapain pembentukan karakter dan akhlak mulia peserta
didik secara utuh, terpadu, dan seimbang sesuai dengan standar
kompentensi lulusan. Melalui pendidikan karakter, diharapkan peserta
didik mampu secara mandiri meningkatkan dan menggunakan pengetahuanya,
mengkaji menginternalisasi serta mempersonalisasi nilai-nilai karakter
dan akhlak mulia sehingga terwujud dalam perilaku sehari-hari.
Pendidikan karakter, pada tingkatan institusi, mengarah pada pembentukan
budaya sekolah, yaitu nilai-nilai yang melandasi perilaku, tradisi,
kebiasaan keseharian, dan simbol-simbol yang diperaktikan oleh semua
warga sekolah dan masyarakat sekitar. Budaya sekolah merupakan ciri
khas, karakter atau watak, dan citra sekolah tersebut di mata masyarakat
luas.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar