Merupakan negara dengan karakteristik
masyarakat yang sangat beragam. Negara yang dibangun oleh keragaman
kelas sosial ekonomi, budaya, bahasa, maupun agama.
Munculnya perbedaan gagasan maupun
pemahaman tentang kehi dupan sosial masyarakat dan berbangsa lumrah
terjadi. Karena itu, hubungan antarkelompok yang memiliki perbedaan
ideologi, gagasan, maupun pemahaman politik yang berbeda harus
betul-betul dikelola dengan baik.
Potensi penggunaan kekerasan serta
terjadinya dominasi kelompok yang kuat terhadap yang lemah harus mampu
diminimalkan. Yang kuat menindas yang lemah atau mayoritas menyingkirkan
minoritas adalah catatan kelam yang harus dihapus.
Kekerasan atas nama agama, atas nama
mayoritas, dan atas nama persaingan politik masih saja terus terjadi.
Jika itu terus terjadi, bangsa ini akan selalu terombang-ambing dalam
konflik yang tak pernah selesai.
Salah satu sebab terjadinya konflik di
beragam tempat di Indonesia adalah minimnya kemampuan komunikasi lintas
budaya ataupun agama, minimnya kemampuan berdialog. Padahal, menurut
Parekh ( 2000), dalam konteks masyarakat multikultural, dialog
antarbudaya merupakan hal yang sangat penting.
Dialog menjadi penting karena cara
pandang tiap kelompok yang ada di masyarakat pasti berbeda antara satu
dengan lainnya. Oleh karena itu, membangun kebiasaan menyelesaikan
setiap permasalahan melalui dialog menjadi kebutuhan yang sangat
mendasar. Sekolah menjadi salah satu ruang yang dapat dioptimalkan untuk
melatih pembiasaan dialog yang konstruktif.
Pembiasaan dialog bukan perkara mudah.
Tapi, bukan juga hal mustahil yang dapat terus-menerus diupayakan. Sikap
terbuka dan keberanian berdialog dalam kehidupan sehari-hari menjadi
penting untuk terus-menerus dilakukan.
Sekolah adalah medium yang paling tepat
untuk memupuk kebiasaan dan keberanian melakukan dialog. Dialog
dilakukan agar ada sikap saling memahami antarkelompok budaya maupun
agama serta meminimalkan gesekan-gesekan konflik.
Sekolah merupakan wahana internalisasi
akademik, nilai, norma, dan budaya. Pembelajaran dan aktivitas harian di
sekolah sudah seharusnya tidak hanya berfokus pada konstruksi kemampuan
intelektual akademik saja, tetapi juga pada pendidikan karakter serta
pemahaman dunia sosial bagi peserta didik.
Internalisasi pemahaman dunia sosial
dapat dilakukan di sekolah karena peserta didik berinteraksi dengan
guru, staf sekolah, ataupun sesama peserta didik dengan status sosial
ekonomi, budaya, maupun agama yang beragam.
Sudah seharusnya sekolah menjadi tempat
di mana dialog diutamakan, nilai-nilai sportivitas dikedepankan, dan
toleransi menjadi kunci. Dialog menjadi penting agar penyelesaian setiap
permasalahan tak perlu menggunakan kekerasan.
Maraknya penggunaan kekerasan dalam
menyelesaikan permasalahan akhir-akhir ini merupakan tanda bahwa kita
belum terbiasa menyelesaikan permasalahan dengan dialog. Kegagapan
berdialog dengan santun harus segera dicarikan solusinya. Sekolah
memegang peranan penting dalam pembiasaan dialog. Ruang dialog di
sekolah harus dibangun dan dirawat.
Jika di lingkungan keluarga peserta
didik berhadapan dengan nilai-nilai yang relatif seragam, di lingkungan
sekolah mereka akan berhadapan dengan nilai-nilai yang lebih beragam.
Apalagi dengan kondisi Indonesia yang
beragam secara sosial ekonomi, budaya, maupun agama. Peserta didik sejak
masuk ke dunia sekolah harus dikenalkan pada semangat kebangsaan serta
kesadaran penuh akan kondisi Indonesia yang beragam.
Karakteristik sekolah negeri yang
memiliki peserta didik dengan latar status sosial ekonomi, budaya,
maupun agama yang lebih beragam memegang peranan penting dalam
menginternalisasi kemampuan berdialog dengan beragam kalangan. Para
peserta didik di sekolah negeri memiliki kesempatan yang lebih banyak
untuk berinteraksi dengan beragam kalangan.
Sebaliknya, sekolah dengan corak
keagamaan seperti madrasah ataupun sekolah Katolik yang memiliki
mayoritas peserta didik yang berasal dari satu agama tentu memiliki
keterbatasan pergaulan lintas agama di lingkungan sekolah. Sekolah
dengan karakteristik tersebut perlu memiliki program pembelajaran
ataupun aktivitas harian yang melibatkan peserta didik mengenal realitas
keragaman yang ada di Indonesia.
Program kunjungan ke tempat peribadatan
masyarakat yang berbeda agama, kunjungan ke sekolah dengan corak
keagamaan yang berbeda, penyelenggaraan kejuaraan bersama antarsekolah,
maupun kegiatan-kegiatan dengan sekolah yang berbeda latar keagamaan
penting dilakukan.
Pembiasaan kerja sama lintas agama sejak
masih di sekolah ini dilakukan untuk menumbuhkan rasa saling percaya
dan mengikis kecurigaan. Dialog-dialog yang dilakukan secara intensif
akan mempererat hubungan persaudaraan.
Melalui pembelajaran di kelas maupun
aktivitas harian di sekolah, peserta didik bisa mendapatkan beragam
perspektif kehidupan. Mereka jadi terbiasa mendialogkan setiap
permasalahan yang ada di kehidupan sehari-hari mereka.
Ruang kelas harus menjadi arena
kontestasi atau pergulatan ide. Pemikiran tiap peserta didik harus
dihargai oleh seluruh elemen kelas. Pembelajaran harus memicu peserta
didik untuk menyampaikan gagasan. Masingmasing peserta didik harus
terbiasa mendengarkan pendapat dari rekan sebayanya ataupun guru yang
sedang menyampaikan argumentasinya.
Para peserta didik akan menghadapi zaman
dengan permasalahan yang semakin kompleks. Kemungkinan untuk bertemu
dengan masyarakat dengan status sosial ekonomi, budaya, dan agama lintas
bangsa akan semakin terbuka. Sekat-sekat semakin terbuka.
Oleh karena itu, proses pendidikan di
sekolah harus memberikan pemahaman akan komunikasi lintas budaya dan
lintas agama kepada para peserta didik. Apresiasi lintas budaya, lintas
agama, maupun lintas bangsa menjadi penting diinternalisasikan di
sekolah agar peserta didik tidak alergi terhadap perbedaan.
Dengan pembiasaan dialog sejak di
sekolah, harapannya para peserta didik akan menjadi individu-individu
yang sadar bahwa kehidupan yang damai adalah sesuatu yang bisa
diupayakan dan diciptakan. Mereka adalah cikal bakal pemimpin masa depan
negeri ini. Tentu menjadi harapan bersama jika rasa aman dan damai
selalu menyelimuti Indonesia, negeri yang sangat kita cintai.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar