Passing
grade (batas minimal) merupakan fenomena tersendiri yang popular bagi
calon mahasiswa baru.Terdapat kesimpulan umum yang keliru bahwa passing
grade merupakan batas minimal agar diterima di sebuah PTN. Yap keliru,
karena pada dasarnya PTN maupun panitia SNMPTN (tahun depan namanya SBMPTN) tidak pernah menggunakan passing grade dalam penerimaannya.
Adapun system passing grade biasanya digunakan di PTS yang mempunyai
banyak gelombang penerimaan mahasiswa. Misalnya di BINUS, di kampus yang
berlokasi di Jakarta tersebut biasanya dalam setahun melaksanakan
sampai sekitar sembilan gelombang penerimaan. Nah PTS yang memakai
system banyak gelombang penerimaan gini yang menggunakan system passing
grade. Misalnya katakan passing grade di Informatika BINUS itu 80, maka
semua anak yang nilainya diatas 80 akan dinyatakan diterima sebagai
mahasiswa informatika. Sehingga mungkin aja jurusan-jurusan yang favorit
sudah penuh kuotanya sejak gelombang gelombang awal. Karena banyak yang
minat, secara kasar maka akan semakin banyak anak yang meraih nilai
diatas 80 (missal tadi) sehingga kuota akan penuh sebelum gelombang
terakhir. Contoh nyata di UPN Veteran Jogja dimana terdapat empat
gelombang penerimaan, tetapi sampai gelombang kedua, jurusan teknik
perminyakannya sudah penuh.
Nah, system tersebut ga mungkin
diterapin di SNMPTN (tahun depan namanya SBMPTN) ataupun penerimaan
mandiri PTN. Sistem SNMPTN maupun ujian mandiri PTN memakai rangking,
jadi sebelum mengadakan seleksi, diumumkan kuotanya terlebih dahulu,
baru kemudian hasil ujian calon mahasiswa tersebut di rangking dan yang
akan diterima sebatas kuota tadi bedasarkan nilai terbaik.
Selama ini passing grade yang beredar tersebut dibuat oleh bimbel, jadi
angka-angka yang tertera tidak jelas asal muasalnya dan tidak bisa
dipertanggungjawabkan.Yang mesti kita lakuin adalah mempersiapkan SNMPTN
(tahun depan namanya SBMPTN) sebaik mungkin. Yak karena mempercayai
passing grade yang ga jelas asal-usulnya sehingga mengubah keputusan
kita merupakan suatu hal yang bisa jadi blunder. Blunder apabila jurusan
yang kita anggap persaingannya ketat ternyata "gampang" atau
sebaliknya. Blunder apabila kita ganti jurusan yang minati cuma
gara-gara passing grade nya gede. Blunder apabila kita menganggap
semakin tinggi passing grade, maka jurusan tersebut semakin besar
peluang kerjanya/paling menjamin.
Lalu apa parameter buat
mengukur tingkat ketetatan suatu jurusan? Nah disini kita lebih tepat
melihat daya tampung per peminat tahun lalu untuk mengukur suatu
ketetatan jurusan.Kenapa digunakan peminat tahun lalu? Karena kita ga
bakal tau peminat yang akan datang, jadi diasumsikan bahwa peminat tidak
akan jauh berbeda dari tahun lalu. Kenapa lebih tepat digunakan
parameter tersebut? Karena apabila peminatnya banyak dan daya tampungnya
kecil, maka otomatis untuk bisa lulus di jurusan tersebut akan relative
lebih sulit disbanding jurusan yang peminatnya sedikit namun daya
tampungnya besar.
Misalnya nih setelah kita memutuskan pengen
ke FK, trus baru menentukan kira-kira kampus mana yang peluang masuknya
besar, maka lihat daya tampung per kuota masing-masing PTN. Daya tampung
PTN 2013 dan Peminat tahun 2012 akan diumumkan bersamaan dengan
dibukanya pendaftaran SNMPTN Undangan. Jadi PR untuk nanti ketika
pengumuman pembukaan pendaftaran SNMPTN adalah melihat data tampung dan
pendaftar tahun lalu.
Tugas sobat sekarang dua: belajar sebaik mungkin dan tentuin minat dan jurusan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar