Moto Die Luft der Freiheit weht(Jerman)
("Angin kebebasan berhembus ")
Didirikan 1891[1]
Jenis Swasta
Dana abadi US$15,2 milyar[2]
Presiden John L. Hennessy
Staf administratif 1.771[3]
Sarjana 6.705[4]
Magister 8.176[5]
Lokasi Stanford, California, Amerika Serikat
Kampus Suburban, 33.1 km²
Atletik Stanford Cardinal
Maskot Pohon Stanford (tak resmi).
Situs web www.stanford.edu
Leland Stanford Junior University, yang lazim dikenal sebagai
Universitas Stanford (atau Stanford saja), adalah sebuah universitas
swasta yang terletak kira-kira 60 kilometer di tenggara San Francisco
dan kira-kira 30 km di timur laut San Jose di wilayah Kabupaten Santa
Clara yang belum diresmikan sebagai kota. Stanford terletak dekat kota
Palo Alto, California, Amerika Serikat tepat di jantung Lembah Silikon
baik secara geografis maupun historis.
Universitas Stanford
terletak di kampus universitas kedua terbesar di dunia, dan terdiri atas
Sekolah Teknik, Hukum, Kedokteran, Pendidikan, Bisnis, Ilmu bumi, dan
Humaniora serta Sains. Universitas ini mempunyai sejumlah program dan
sebuah rumah sakit pendidikan selain berbagai kegiatan menjangkau ke
masyarakat dan inisiatif relawan.
Sejarah
Kartu pos kuno Universitas Stanford.
Stanford didirikan oleh raja kereta api, Gubernur California, Senator
dan Pimpinan Partai Republik Leland Stanford dan istrinya, Jane
Stanford. Universitas ini diberi nama untuk menghormati anak tunggal
mereka, Leland Stanford, Jr. yang meninggal dunia karena tipus hanya
beberapa hari menjelang ulang tahunnya yang ke-16. Pada pagi hari
kematian anak mereka, Leland Sr. konon berkata kepada istrinya,
“Anak-anak di California akan menjadi anak-anak kita.” dan mereka segera
memutuskan untuk mencari cara yang abadi untuk mengenang anak tercinta
mereka.
Keluarga Stanford mengunjungi beberapa Universitas
besar di timur untuk mengumpulkan ide. Sebuah legenda, tersebar luas di
internet tetapi tidak benar, menggambarkan pasangan Stanford sebagai
orang desa yang memutuskan untuk membangun Universitas sendiri setelah
ditolak penawarannya untuk menghadiahkan sebuah gedung kepada Harvard.
Mereka memang mengunjungi Presiden Harvard tetapi diterima dengan baik
dan diberi saran-saran cara memulai sebuah Universitas di California.
Sejak awal mereka membuat beberapa pilihan non tradisional: universitas
akan campuran, di saat kebanyakan laki-laki semua; non-Agama, ketika
sebagian besar terkait dengan organisasi keagamaan dan praktis terus
terang, menghasilkan "warga negara yang berbudaya dan berguna" ketika
sebagian besar hanya peduli dengan pendahulunya.
Masyarakat
setempat dan orang-orang yang berafiliasi dengan universitas ini
menyebut sekolah ini sebagai Peternakan, yang merujuk kepada kenyataan
bahwa universitas ini terletak di lokasi bekas peternakan kuda Leland
Stanford.
Dana pembangunan universitas ini ditulis pada 11
November 1885 dan diterima oleh Dewan Pengurus pertama universitas ini
pada 14 November. Peletakan batu pertamanya dilakukan pada 14 Mei 1887
dan universitas ini secara resmi dibuka pada 1 Oktober 1891. Ramalan
surat kabar New York bahwa Profesor Stanford akan "mengajar di aula
marmer kepada kursi kosong" terbukti salah. Murid pertama terdiri dari
559 mahasiswa-mahasiswi, dengan uang kuliah gratis dan 15 dosen, 7 di
antaranya berasal dari Universitas Cornell. Sekolah ini didirikan untuk
laki-laki maupun perempuan, meskipun untuk jangka waktu yang lama
penerimaan mahasiswinya dibatasi. Hal ini bukan disebabkan oleh sentimen
anti perempuan, melainkan karena kekhawatiran di pihak Jane Stanford,
yang merasa bahwa tanpa pembatasan itu, sekolah ini dengan segera akan
penuh dengan mahasiswi saja, yang dianggapnya tidak cocok dengan
maksudnya semula untuk menjadikan universitas ini sebagai peringatan
untuk anak lelakinya. Presiden pertama adalah David Jordan, lulusan
Cornell, yang meninggalkan jabatannya sebagai presiden Indiana
University untuk bergabung dengan petualangan keluar Barat.
Motto resmi Universitas Stanford, yang dipilih oleh suami-istri
Stanford, adalah "Die Luft der Freiheit weht." Kutipan dalam bahasa
Jerman ini berasal dari Ulrich von Hutten yang berarti "Angin kebebasan
berhembus." Pada waktu sekolah ini didirikan, bahasa Jerman baru saja
menggantikan bahasa Latin sebagai bahasa yang dominant dalam sains dan
filsafat (posisi ini dipertahankan hingga pecahnya Perang Dunia II).
The Stanfords melibatkan Frederick Law Olmsted, arsitek lanskap yang
terkenal yang menciptakan New York's Central Park, untuk merancang
rencana fisik universitas. Kolaborasi ini diperdebatkan, tapi akhirnya
menghasilkan dua sudut pada sumbu timur-barat. Hari ini, dengan Stanford
terus berkembang, arsitek universitas berusaha untuk menghormati
rencana asli universitas.
Kampus
Luas Universitas Stanford
adalah 32 km². Kampus utamanya dibatasi oleh El Camino Real Stanford
Avenue, Junipero Serra Boulevard dan Sand Hill Road di bagian barat laut
dari Lembah Santa Clara di Jazirah San Francisco. Pada musim panas
1886, ketika kampus ini pertama kali dirancang, Stanford menghadirkan
presiden dari Massachusetts Institute of Technology Francis Amasa Walker
dan arsitek lansekap terkemuka Boston Frederick Law Olmsted ke pantai
barat untuk memberikan konsultasi. Olmsted mengemangkan sebuah konsep
umum untuk kampusnya serta bangunan-bangunannya. Ia menolak bagian yang
berbukti-bukit dan lebih memilih permukaan yang datar, yang lebih
praktis. Charles Allerton Coolidge kemudian mengembangkan konsep ini
menurut gaya almarhum mentornya, Henry Hobson Richardson dalam gaya
Romanesk Richardsonian, yang dicirikan oleh bangunan-bangunan batu
persegi empat, yang dihubungkan dengan lorong-lorong beratap dengan
lengkungan setelah lingkaran. Kampus aslinya juga dirancang dengan gaya
colonial Spanyol yang lazim bagi California yang dikenal sebagai Mission
Revival.
Peringkat
Stanford secara konsisten berada dalam
jajaran universitas terbaik di dunia, baik dalam hal pengajaran
sekaligus penelitian. Majalah U.S. News and World Report (USNWR)
menempatkan Stanford pada peringkat 5 dunia untuk program sarjananya
tahun 2009. Stanford juga ditempatkan pada peringkat 3 di dunia untuk
universitas penelitian terbaik oleh Academic Ranking of World
Universities (ARWU) tahun 2010. Pemeringkat lainnya, Times Higher
Education World University Rankings, menempatkan Stanford di posisi ke-4
dunia sebagai universitas penelitian terbaik tahun 2010.
Stanford, universitas riset dan pengajaran di Silicon Valley, California
bagian utara, melompat dari posisi tiga tahun lalu ke posisi teratas
tahun ini, berkat tingkat retensi yang tinggi dan gaji awal lulusan yang
juga tinggi. Universitas ini memiliki 19.945 mahasiswa/i dan biaya
kuliah tahunan US$58.846 (sekitar Rp 603 juta).
Secara
akademis, Stanford terkenal dengan interdisciplinary studynya –
pembelajaran yang menggabungkan jurusan-jurusan yang berbeda untuk
membentuk pengertian yang lebih penuh. Contohnya adalah Symbolic
Systems (contoh lulusan : Marissa Mayer, jajaran atas di Google, atau
Scott Forstall, vice president Apple yang memimpin pembuatan iPhone)
yang menggabungkan Computer Science, Philosophy, Psychology,
Linguistics, Communication, dan Education. Jurusan ini mempelajari cara
manusia berpikir. Aplikasinya bisa berupa desain produk yang sesuai
psikologi dan keinginan pengguna atau artificial intelligence yang
meniru cara berpikir manusia. Ada juga Management Science &
Engineering yang seperti MBA / bisnis untuk orang-orang di bidang-bidang
sains dan engineering. Human Biology, yang menggabungkan biologi,
farmasi obat2an, nutrisi, dan antropologi. Interdisciplinary study
seperti ini membawa pendidikan ke arah yang lebih spesifik dan
terspesialisasi, serta mendayagunakan orang-orang yang punya beragam
interest. Hampir semua (atau semua?) departemen memungkinkan mahasiswa
untuk mendesign majornya sendiri.
Sistem pendidikan ini juga
sangat membina critical thinking. Dalam pendidikan di US, ini dicapai
oleh pelajaran humanities, seperti dengan sangat jelas dituturkan video
ini (berjudul “In Defense of Humanities”, oleh profesor di Stanford).
Kelas-kelas humanities mendorong kita bertanya dan mendiskusikan life
questions, mendorong kita untuk berpikir tentang hal-hal yang biasanya
kita take for granted. Semua mahasiswa tingkat 1 di Stanford wajib
mengambil 3 quarter (caturwulan) Introduction to Humanities. Di quarter
pertama saya, kelas humanities saya mengajak murid untuk membayangkan
bagaimana teknologi bisa membentuk masa depan yang utopian atau
dystopian. Di quarter kedua dan ketiga, kami menelaah cerita-cerita dari
agama Kristen, Budha, Hindu dan Islam secara kritis, dari sisi historis
dan teologis. Yang paling menyenangkan dari kelas-kelas ini adalah
debat-debat / diskusi yang berlangsung di kelas. Dua kali seminggu,
selama satu jam, sekitar 15 orang murid duduk di sekeliling meja kotak
besar bersama seorang guru, dan kita berdiskusi atau berdebat tentang
topik pelajaran itu. Guru benar2 jadi fasilitator dan berlaku seperti
salah satu peserta diskusi juga, bersama-sama membangun argumen secara
konstruktif. Ingin mencoba kelas-kelas lecture Stanford? Kamu bisa lihat
kelas online Stanford di coursera.org atau di iTunesU.
Apakah
sulit sekolah di sini? Iya dan enggak. Iya, karena nilai kita
dibandingkan dengan temen-temen sekelas yang bisa dibilang termasuk
orang-orang tercerdas di dunia. Enggak, karena 1) saya merasa saya
belajar hal-hal yang saya suka dan kebanyakan kelas saya menarik banget
buat dipelajari. 2) mayoritas orang-orang di sini arguably nggak terlalu
peduli sama nilai, tapi lebih ke apa yang mereka pelajari. Anehnya,
orang-orang terjago yang saya tau di Stanford malah nggak terlalu bagus
nilai pelajarannya – banyak dari mereka yang sibuk kerjain project on
the side dan cuma serius di pelajaran kalau pelajaran itu berguna buat
mereka. Banyak juga ada project classes yang tugas akhirnya bikin hasil
karya nyata, misalnya robot, program atau perusahaan (startup).
Kelas-kelas kayak gini biasanya level kesulitannya beragam, tergantung
apa yang pengen kamu dapat dari kelas ini. Misalnya, kalo kamu cuma
pengen pass kelas itu, gampang. Tapi buat mereka yang bakal pake project
kelas ini buat bikin perusahaan sungguhan, tentu mereka bakal nuangin
banyak waktu dan tenaga di kelas tersebut. Oh ya, di sini juga hampir
nggak pernah ada orang yang nanya nilai tes / GPA orang lain.
Nggak cuma ada kelas-kelas serius aja, tapi juga kelas-kelas yang super
asik. Kelas paling populer di sini adalah kelas social dancing dan wine
tasting. Ada kelas berjudul Sleep and Dream yang bakal kasih kamu
ekstra kredit kalau bisa tidur di kelas. Kelas sports di sini juga
lengkap (tim olahraga di sini juga salah satu yang terbaik di Amerika!),
seperti memanah, golf, sampai kickboxing. Ada juga kelas bertani.
Murid-murid bisa memulai dan mengajar kelas mereka sendiri, dengan
mengajukan “Student-Initiated Course”. Kelas apapun yang kamu bisa
pikirkan – mungkin kelas itu dapat ditemukan di Stanford. 44% mahasiswa
di Stanford study abroad sedikitnya 1 quarter dalam pendidikan Stanford
mereka, melalui Bing Overseas Study yang menawarkan kesempatan study
abroad ke banyak kota, seperti Australia, Barcelona, Berlin, Cape Town,
Madrid, Oxford, Paris, dan Santiago. Ada juga program bersekolah 1
quarter di Washington DC, di mana kurikulumnya termasuk internship di
instansi pemerintah. Ada yang bekerja di kantor senator, surgeon
general, jaksa agung dan banyak lagi.
Secara akademis dan
profesional, Stanford membuka banyak pintu kesempatan buat
murid-muridnya. Riset, misalnya – di jurusan computer science, sudah ada
kesempatan riset di summer di akhir tahun pertama. Semua murid S1 di
Stanford wajib mengambil kelas tiga kelas writing yang berbasis di
research, sehingga semua mahasiswa tingkat dua sudah tahu dasar-dasar
menulis research paper. Misalnya, di dua kelas writing yang saya sudah
ambil, saya meriset dan menulis tentang penanganan HIV-AIDS di
Indonesia, dan kerjasama Soekarno-Hatta dan Jepang selama penjajahan
Jepang di Indonesia. Hubungan erat antara Stanford dan industri di
sekitarnya juga membawa banyak manfaat, terutama untuk
mahasiswa-mahasiswa yang mempelajari bidang teknik seperti Electrical
Engineering atau Computer Science. Stanford adalah salah satu tujuan
utama recruiting di kebanyakan perusahaan, entah melalui career fair
atau info session perusahaan tertentu yang ada hampir setiap hari.
Mahasiswa di bidang ini sudah mulai bekerja praktek (internship) yang
dibayar, walau tidak wajib, di perusahaan-perusahaan sejak akhir tahun
pertama kuliah (bahkan ada beberapa yang sudah bekerja praktek sejak
masih di SMA). Pembicaraan kayak “what are you doing this summer?”
-”Google/Facebook/Apple/Amazon/LinkedIn/[insert startup here]” itu biasa
banget.
Emphasis Stanford terhadap entrepreneurship benar2
kuat – aura entrepreneurship di sini adalah one of those things yang
harus ada di sini untuk ‘ngerasain’ itu. Environmentnya luar biasa
kondusif. Kerja di small or start-up company adalah sesuatu yang hip di
sini (bahkan banyak orang-orang yang angkat alis ketika
perusahaan-perusahaan besar kayak Microsoft atau Yahoo disebut).
Mahasiswa punya start-up itu biasa. Banyak faculty di sini yang
entrepreneurs themselves atau berhubungan dekat dengan perusahaan2
(presiden Stanford, John Hennessy, adalah boardmember di Google dan
banyak company lain) – dan mereka ready untuk mentor entrepreneurs
secara langsung. Professor Frederick Terman, misalnya, menjadi mentor
Hewlett dan Packard waktu mereka masih di garasi di Palo Alto, dan
mendorong terbentuknya Silicon Valley. Larry Page dan Sergey Brin sering
menyebut Professor Terry Winograd sebagai pengaruh besar terbentuknya
Google. Di kampus, kami punya banyak seminar mingguan tentang
entrepreneurship, kelas entrepreneurship, konferensi entrepreneurship,
Startup School, dan banyak kontes-kontes entrepreneurship di kampus.
Kami punya job fair khusus start-ups. Kedekatan kami dengan Silicon
Valley membawa banyak tokoh bicara di sini – dalam tiga bulan pertama
saya di Stanford, saya bertemu Seth Sternberg (cofounder Meebo), Peter
Thiel (CEO Paypal & venture capitalist), beberapa venture capitalist
dan eksekutif dari Facebook, Twitter, dan Foursquare. CEO Facebook,
Mark Zuckerberg ‘mampir’ ke salah satu kelas pendahuluan Computer
Science.
Yang paling penting dari semuanya adalah kenyataan
kalau lebih dari 95 % murid S1 di Stanford tinggal di dalam kampus.
Mereka semua tinggal di kamar yang berdekatan, dan makan di kafetaria
yang sama hampir setiap hari. Hal terbaik tentang Stanford buat saya
adalah pembicaraan-pembicaraan di meja makan dan perspektif-perspektif
yang terdengar di kehidupan sehari-hari kami di sini. Karena akademis di
Stanford nggak hanya berfokus di bidang-bidang sains atau teknik, semua
orang biasanya punya perspektif yang berbeda ke permasalahan atau isu
yang ada di masyarakat. Banyak yang mengira kalau di sekolah seselektif
Stanford bakal sangat kompetitif, tapi itu nggak terjadi di sini.
Stanford adalah sekolah yang punya fasilitas lengkap dan profesor yang
terbaik di bidangnya, namun yang membuat Stanford luar biasa adalah
mahasiswa-mahasiswa di dalamnya. Passion dan semangat mereka
menginspirasi saya setiap hari, dan kolaborasi antar mahasiswa yang ada
di lingkungan Stanford membuat satu sama lain semakin maju dan
berkembang.
Diambil dari berbagai sumber.
By: Mimin GI:)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar